Saturday, August 13, 2011

langkah kecil dengan harapan besar "Buka Puasa bersama Komunitas Anak Jalanan"

Pada Pasal 6 Ayat 2 Konvensi Hak Anak dikatakan bahwa “Negara-Negara Pihak akan menjamin kelangsungan hidup san perkembangan anak. Selanjutnya pada Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, ditegaskan bahwa ”Anak perlu mendapatkan kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial, dan berakhlak mulia, maka perlu dilakukan upaya perlindungan serta untuk mewujudkan kesejahteraan anak dengan memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya serta adanya perlakuan tanpa diskriminasi.”
Jika nyatanya pemerintah terseok-seok dalam memenuhi janji-janji yang terkandung dalam konvensi yang mereka ratifikasi dan undang-undang yang telah mereka tetapkan, apakah semua itu adalah kesalahan besar pemerintah semata? Jangankan UU No.23 Tahun 2002, Pasal 34 tentang fakir miskin dan anak-anak terlantar yang katanya dipelihara negara-pun rasanya masih sulit mereka penuhi. Namun sekali lagi, Apakah semua itu hanya tugas negara? Lalu apa tugas kita sebgai warga masyarakat? Apa hanya bisa diam dan terus menyalahkan kelalaian pemerintah?
Tentu,tidak!
Untuk itu kita harus bergerak, walau dengan langkah kecil sekalipun, kawan..

..

Selamat Datang di lingkungan Rumah Singgah Al-Mustadhafiin.
Lingkungan sangat sederhana, yang mayoritas penduduknya adalah mereka yang menggantungkan nasib pada kerasnya kehidupan jalan-jalan Ibu Kota.  Di tempat inilah, niat kami Insya Allah akan terlaksana dan udara akan berbagi cerita tentang sesama...

*Setapak kecil pada lapangan luas yang menjadi lintasan pengantar kami ke Rumah Singgah Al-Mustadhafiin

Jumat (12/08/2011)

Teriknya mentari menemani perjalanan kami selama menuju ke Rumah Singgah Al-Mustadhafiin. Nyatanya perjalanan singkat kami hari itu, memberikan pelajaran tersendiri pada diri kami untuk terus bersemangat dalam melahirkan niat kecil yang telah kami kandung selama lebih dari setahun lalu, mengadakan kegiatan pembelajaran hidup dengan sedikit berbagai keceriaan bersama anak-anak dan masyarakat sekitar yang membutuhkan. Niat kecil,yang membutuhkan tekad kuat serta bantuan dari kawan-kawan sekalian demi mewujudkannya.
Tepat dibelakang lapangan besar di Pasar Gembrong-Kp.Melayu, terdapat sebuah tempat berpagar besi dan bertembok rendah dengan pelataran depan lumayan luas, penuh dengan anak-anak usia sekolah yang hilir mudik ditemani tawa menggelitik. Meraka adalah anak TPA yang sedang sibuk bermain. Di sudut lainnya, bergelimpangan tubuh-tubuh berbalut kaos kumal dengan dengkur lembut bersaut-saut. Mereka adalah anak-anak jalanan yang kelelahan mencari nafkah, sedang numpang berbaring sejenak di musollah tersebut. Sesungguhnya, tempat itu terbuka bagi semua orang yang membutuhkannya, sebuah musollah sederhana tepat di jantung hiruk pikuk pemukiman padat penduduk.
 
 Tempat itu adalah Rumah Singgah sekaligus musollah Al-Mustadhafiin..


Rumah Singgah dan musollah Al-Mustadhafiin untuk saat ini hanya dikelola sepasang suami istri beranak satu. Merekalah yang setiap harinya memberi pelajaran agama dan mengaji bagi anak-anak sekitar, juga motivasi dan bimbingan bagi anak-anak jalanan yang singgah di tempat itu. Mereka sama sekali tidak memungut bayaran pada orang tua si anak, namun juga tidak dibayar atas kebaikan mereka dalam menebar ilmu dan manfaat bagi orang lain. ”Neng, kami yakin hanya Allah-lah yang akan memberi rezeki untuk rumah singgah ini”, ujar Bapak penjaga Rumah Singgah dan musollah Al-Mustadhafiin. Subhanallah, alangkah indahnya ketulusan dan keyakinan yang hati mereka..

Sejak tahun 2002 sampai saat ini, Rumah Singgah Al-Mustadhafiin menggunakan dana mandiri dan sedikit bantuan dari pada dermawan guna mengajar baca Al-Quran pada sekitar 75 anak usia sekolah yang tinggal di pemukiman tersebut, juga lebih dari 50 anak jalanan yang kebanyakan adalah pemuda perantau dari pulau seberang dan provinsi-provinsi tetangga. Berdasarkan keterangan penjaga rumah singgah, anak jalanan di kampung kecil tersebut mayoritas berprofesi sebagai tukang topeng monyet keliling. Maka dari itu, kampung kecil tersebut lebih dikenal warga sekitarnya dengan sebutan kampung topeng monyet.



Pentingnya pendidikan, yang selama ini digembar-gemborkan pemerintah, nyatanya belum menyentuh sendi-sendi terkecil masyarakat Ibu Kota. Itulah yang terjadi di kampung topeng monyet ini. Sayangnya alih-alih slogan ”Wajib belajar 9 tahun” yang mereka rengkuh, slogan lama Banyak anak banyak rezeki-lah yang ternyata melekat pada penduduk kampung kecil ini. Maka tak heran, dengan himpitan ekonomi kelas berat sekalipun tidak menghalangi sebagian besar pasangan di sana tetap memiliki anak lebih dari 3 orang. Hal tersebut kemudian berdampak pada keterbatasan anak-anak dalam memenuhi hak mengenyam pendidikan formal. Banyak dari anak-anak itu yang masih menggantungkan secercah harapan pada pendidikan guna mewujudkan cita-cita besar mereka. Sungguh sebuah ironi, mengetahui tekad anak-anak penerus bangsa ini terpatahkan begitu saja karena keterbatasan ekonomi serta kurangnya kesadaran dari kedua komponen utama pranata keluarga.

Rumah singgah Al-Mustadhafiin hanyalah satu dari segelintir kumpulan manusia yang peduli nasib sesama dan bertekad memulai langkah kecil untuk membantu merekakeluar dari sekam gelap dunia buta-tuli pendidikan. Dengan bernafaskan ajaran agama, mereka berusaha memenuhi kebutuhan anak-anak sekitarnya untuk memperoleh pendidikan. Walau dengan buku-buku pelajaran ’lawas’ dan sepetak kecil kumpulan Al-Quran dan Iqra, mereka membuktikan bahwa mereka bergerak, tidak hanya diam!




Setelah membaca cerita realita di atas.. Sekali lagi, apakah kita masih tetap bersikeras menyataan bahwa nasib saudara-saudara kecil kita tersebut adalah tanggungan penuh pemerintah?

Kami, hanya anak-anak mahasiswa biasa yang belajar menggerakan kepedulian di hati kami, bertekad mengajak kawan-kawan untuk sama-sama belajar menghargai nikmat dengan cara berbagi. Sebuah langkah kecil memang, tapi dengan ini kami harap menjadi bibit-bibit kecil perubahan di hati kita semua untuk meningkatkan rasa peduli terhadap kondisi saudara-saudara kita di luar sana.

Sekali lagi, mungkin ini hanya langkah kecil kami untuk mengajak kawan-kawan bergerak dari zona ke sebuah zona yang belum tentu kita semua pernah menyelaminya.

InsyaAllah pada tanggal 18 Agustus 2011 ini, kami akan mengadakan Buka Puasa Bersama dengan Komunitas Anak Jalanan. Acara ini tepatnya akan diselenggarakan di Rumah Singgah sekaligus Musollah Al-Mustadhafiin yang terletak di belakang Lapangan Pasar Gembrong-Kampung Melayu.

Ada pun acara ini tidak hanya menekankan pada sesi buka puasa bersamanya saja, namun merupakan serangkaian mata acara yang diharapkan dapat memberi kita semua sebuah pengalaman dan pemahaman baru tentang kehidupan saudara-saudara kita di sana. InsyaAllah akan ada sesi games dan pembagian hadiah serta sesi sharing dengan anak-anak tersebut. Agar kita semua dapat saling bertukar cerita dan lebih mengakrabkan diri dengan teman-teman kecil kita di sana, maka kami akan membagi sekitar kurang lebih 60 anak yang akan kami undang kedalam beberapa kelompok kecil yang akan didampingi oleh satu sampai dua kakak mentor.  InsyaAllah, jika waktu dan kondisi memadai, kami juga akan mengadakan sesi keliling Kampung Topeng Monyet yang akan dipandu langsung dengan anak-anak dari komunitas tersebut.

Tertarik untuk membantu dan bergabung bersama kami?

Jika kawan-kawan ingin menyisihkan sebagian rezeki dengan menjadi donatur, maka silahkan kirimkan sedekah kawan-kawan ke...

No. Rek Mandiri
1550001619462 a/n veronica retno widi
No. Rek BCA
5255024636 a/n wara aninditari larascintya h
No. Rek BNI
0216791065 a/n wara aninditari l h

InsyaAllah donasi yang kawan-kawan berikan akan kami alokasikan untuk kebutuhan acara buka puasa tersebut dan juga untuk sedikit membantu pemberdayaan dan penyediaan beberapa kebutuhan pedidikan yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar di Rumah Singgah sekaligus Musollah Al-Mustadhafiin.

Jika ingin berpartisipasi langsung dan turut membantu kami menyukseskan acara kecil ini, maka kami juga mengundang kawan-kawan untuk bergabung bersama kami, (konfirmasi kepastian dan kesediaan paling lambat Senin, 15 Agustus 2011 pukul wib )

Hubungi;
Ayash / Kriminologi UI 2010     (085719233311)

Kaka / FKG UGM 2010              (08989916234)

Mari, belajar dan berbagi keceriaan bersama di bulan baik ini dengan teman-teman kecil kita dari Kampung Topeng Monyet J

 
 
 

Saturday, May 7, 2011

lingga-yoni

benarkah wanita iri karena ia hanya punya yoni, bukan lingga yang gagah lambangkan kuasa atas kerapuhan lawan mainnya?






yoni  ; lambang kebetinaan bagi perempuan
lingga; lambang kejantanan bagi lelaki

*temukan jawabannya pada posting berikutnya :)